Saat Kenyataan Tidak Seindah Impian


KESENJANGAN antara asa dan fakta memicu munculnya gangguan jiwa. Kebenaran prediksi bahwa Pemilu 2009 akan memunculkan banyak penderita sakit jiwa mulai terbukti.

Hal itu terjadi terutama pada caleg-caleg yang tidak memiliki kepribadian matang dan mekanisme pertahanan jiwa yang baik.

"Para caleg tersebut telah mengeluarkan begitu banyak dana, upaya, dan waktu, tetapi ternyata gagal. Kesenjangan antara cita-cita, harapan, serta impian dan kenyataan yang terlalu besar menimbulkan stres yang memicu terjadinya gangguan jiwa,"

Gangguan jiwa muncul ketika kekuatan ego seseorang tidak dapat mengatasi kegagalan yang dialaminya. Hal itu menyebabkan ketidakseimbangan neurotransmiter (zat kimia di otak yang menghantarkan informasi antarsel saraf) seperti peningkatan dopamin dan norepinefrin, serta penurunan serotonin, gamma-aminobutyric acid, dan glutamat.

"Ketidakseimbangan itu akan bermanifestasi dalam pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang mencerminkan gejala-gejala gangguan jiwa,"

Jenis dan gejala gangguan jiwa yang muncul beragam. Bisa berupa depresi ringan hingga berat, anksietas (kecemasan), psikotik (gila), hingga gangguan disosiatif (kesurupan). Tentu saja, upaya pemulihan harus dilakukan. Untuk itu, ada sejumlah terapi yang bisa ditempuh. Antara lain, upaya pendekatan psikologis seperti pemberian psikoterapi untuk menguatkan fungsi ego, terapi perilaku, manajemen stres, dan pelatihan relaksasi yang dilakukan sesuai jenis gangguan jiwa.

Hipnoterapi
Alternatif lain yang bisa dilakukan untuk pemulihan gangguan jiwa adalah hipnoterapi.
"Pikiran manusia terdiri dari pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah sadar (subconscious mind). Hipnoterapi adalah seni komunikasi yang bermanfaat untuk mengelola alam pikiran bawah sadar (subconscious mind),".

Hipnoterapi sudah diakui secara ilmiah sejak 1955 di Inggris dan 1958 di Amerika. Secara sederhana, prinsip kerja hipnoterapi adalah mendesak program lama yang ada di pikiran atau alam bawah sadar lalu menggantikan dengan program baru yang lebih kuat.

Sebagai contoh, seorang caleg yang gagal dalam alam pikiran bawah sadarnya masih memendam obsesi berlebihan kemudian tiada henti menyalahkan diri maupun lingkungan atas kegagalannya. Melalui hipnoterapi, pemikiran negatif itu dihilangkan, kemudian diganti dengan pemikiran positif, misalnya, kegagalan bukan akhir segalanya dan bukan akibat kesalahan diri maupun lingkungan. 

Hipnoterapi diawali dengan konsultasi untuk menemukan akar permasalahan. Selanjutnya dilakukan sesi-sesi terapi sesuai dengan problem yang dihadapi. Hipnoterapi membutuhkan kerja sama yang baik antara terapis dan pasiennya. Keberhasilannya bergantung pada tiga faktor. Pertama, keinginan diri pasien untuk sembuh; kedua, kemampuan dan kemauan pasien untuk berkomunikasi; dan ketiga, kemauan pasien untuk menjalankan instruksi.

Pentingnya dukungan keluarga dan kerabat untuk pemulihan penderita gangguan jiwa. "Hal paling penting adalah menjauhkan segala tuduhan, sikap menyalahkan, dan menyudutkan penderita karena hal itu akan menambah parah kondisi,"

Peran keluarga agar bisa berperan menjadi pendengar yang baik, membiarkan penderita untuk mencurahkan isi hatinya dengan bebas, memberi semangat, menemani berobat, dan mengingatkan untuk minum obat. "Hilangkan stigma bahwa berobat ke psikiater berarti suatu kelemahan. Sebaliknya, berobat ke psikiater merupakan wujud keinginan untuk lebih baik lagi,"

Gejala Beberapa Jenis Gangguan Jiwa

- Depresi
Ditandai dengan perasaan sedih dan murung, menarik diri, tidak berminat terhadap apa yang tadinya disukai, menurun atau meningkatnya nafsu makan, tidak bisa tidur atau tidur berlebihan, merasa tidak berguna, menurunnya libido, tidak bisa konsentrasi, dan merasa lelah. Jika depresi berat, bisa disertai keinginan untuk bunuh diri ataupun timbul halusinasi.

- Anksietas
Ditandai dengan gejala cemas, khawatir yang berlebihan, sulit dikontrol dan biasanya disertai gejala-gejala fisik seperti gemetar, jantung berdebar-debar, sulit tidur, mulut kering, dan tangan dan kaki terasa dingin. Gejala-gejala ini akan mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan orang yang menderitanya.

- Psikotik
Merupakan gangguan jiwa berat ditandai ketidakmampuan untuk membedakan antara khayalan dan kenyataan. Biasanya disertai dengan halusinasi dan waham. Halusinasi adalah persepsi sensorik yang hanya diterima oleh dirinya, misalnya mendengarkan bisikan-bisikan yang mengomentari kekalahannya atau bisikan yang memberi tahu bahwa sebenarnya ia menang namun dicurangi.

Waham adalah keyakinan yang salah namun dipegang teguh oleh penderitanya. Misalnya ia yakin telah menjadi anggota legislatif dan minta diantarkan ke gedung DPR setiap paginya atau ia yakin ada komplotan yang mencurangi dirinya. Dengan adanya halusinasi dan waham, ia menciptakan suatu kondisi palsu yang tidak menyakitkan dirinya. Psikotik yang berkelanjutan lebih dari sebulan akan didiagnosis sebagai skizofrenia.

- Psikosomatik
Ditandai dengan keluhan fisik yang berulang, biasanya disertai permintaan pemeriksaan medis yang meskipun berkali-kali dilakukan menunjukkan hasil normal. Penderita biasa akan mengunjungi berbagai dokter tanpa ada perbaikan gejala. Keluhan yang sering timbul biasanya berupa sakit kepala, sakit persendian, gangguan pencernaan seperti kembung, nyeri ulu hati, diare maupun rasa gatal, nyeri dada, gangguan fungsi seksual, dan sebagainya.

-Gangguan disosiatif (trance)
Sering juga disebut kesurupan. Hal ini terjadi apabila mekanisme pertahanan jiwanya dalam menghadapi trauma (stres yang besar) memisahkan perilaku dan keadaan mental saat itu dari aktivitas psikis lainnya. Kesadaran, identitas dan memori akan berubah, respons terhadap lingkungan sekitar juga akan berkurang atau terbatas pada hal tertentu. Penderita dapat berteriak, menangis, marah-marah atau mengamuk, dan setelah sadar terlihat bingung dan tidak mengingat apa yang barusan dialaminya.